Artikel Utama
Tampilkan postingan dengan label My Imagination My Adventure. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Imagination My Adventure. Tampilkan semua postingan

Mari Bicara Dari Hati ke Hati Kawan

Mari bicara dari hati ke hati kawan, tak perlu ada yang disembunyikan, karena semuanya akan baik-baik saja jika kau mengatakannya. Ceritakan padaku tentang pertemuanmu, tentang ceritanya padamu, tentang caranya tertawa dan tersenyum dan mengeluh, ceritakan juga padaku tentang keanggunannya, tentang keras kepalanya dan tentang dirinya.

Aku ingin kau berkata jujur tentangnya. Siapkah kau kawan? Ceritakanlah dengan bebas, sebebas dirimu bercerita pada cermin, pada hatimu dan kepalamu. Kau tak usah malu padaku karena aku tak mengenalnya, ayo ceritakan tentang gagasannya, tentang caranya menuangkan gagasan dan berlaku serius.

Ceritakan padaku caranya menoleh, caranya bersemangat, atau caranya menanyakan sesuatu.  Aku penasaran kawan, karena kau begitu aneh, seperti orang yang punya sesuatu yang kelebihan bahan cerita tapi tak tahu kemana harus bercerita. Ah, ayolah, kalau begitu sedikit saja tentangnya. Mungkin tentang suaranya, atau matanya yang jernih, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis atau tentang tahi lalatnya yang menarik. Baiklah kalau begitu bisikkan saja…

Kita Selalu Bertanya

Kita selalu bertanya, pada orang lain, pada alam, pada diri sendiri dan pada Tuhan. Kita selalu butuh jawaban, terlepas dari apakah jawaban itu bermaksud baik atau buruk. Kenapa bencana itu terjadi? Mengapa aku harus melewati ujian ini? Mengapa dia bisa menjadi sepintar itu? Mengapa pekerjaan ini terlalu sulit? Mengapa dan mengapa, kapan dan bagaimana? Begitu pentingkah jawaban? Setiap hari kita bertanya dan bertanya, tapi terkadang ada suatu situasi dimana kita tidak membutuhkan jawaban, kita hanya boleh bertanya karena jawaban itu sebenrnya telah ada dalam diri kita. Itulah jawaban yang sebenarnya, jawaban yang nyata.

Kebanyakan orang akan bertanya dan menjawab melalui ucapan, mereka akan bertanya tentang harga suatu barang, tentang cara mendapatkan hadiah, tentang kapan hujan akan berakhir dan bagaimanamenjawab pertanyaan ini. Jawaban yang tidak diucapkan adalah berupa tanda, tanda disekitar kita yang menjawab dengan pasti dan jujur apa yang menimbulkan pertanyaan di benak kita. Karena itu bertanyalah secukupnya dan seperlunya saja pada orang lain, karena sebagian besar pertanyaan sudah dijawab dengan tanda-tanda.    

Berjanjilah Pada Waktu Yang Telah Berlalu

Di suatu pagi yang cerah, setelah hujan yang lebat dan dingin pada malam hari. Awal Januari yang membingungkan. Terlintas dalam pikiranku apa sebenarnya yang akan kulakukan di tahun ini? Usia semakin bertambah, jatah hidup pun berkurang, sementara pengalaman, pendapatan, dan pencapaian tidak tercapai. Mungkin di satu sisi, terlihat suatu pencapaian, tapi tidaklah cukup untuk membantuku bergerak lebih jauh. Sepanjang tahun belakangan, aku telah terjebak dalam  rutinitas yang itu-itu saja. Dalam daerahku yang nyaman, kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat, dalam uang bulanan yang dikirimkan mama secara rutin, semuanya membuatku bosan!

Semua hal itu membuatku malas, melemahkan sendi-sendi tulangku sehingga tidur siang dan makan cemilan adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Bagaimana harus memulai? Apa yang harus kukerjakan? Langkah apa yang harus kutempuh? Apakah cara ini akan membuatku sedikit lebih matang? Apakah aku akan lebih makmur, kaya dan membeli mobil idaman di usia muda? Atau pengangguran akan menantiku saat tamat kuliah nanti? Apakah pertengkaranku dengan orang-orang membuatku berfikir untuk selalu mengandalkan diri sendiri di setiap perbuatan?

Kadang, sesuatu mengajakku menengok kembali, apa yang telah kulakukan tiga atau empat tahun belakangan (aku tidak tahu sesuatu itu apa, mungkin kata hati, atau malaikat dan setan yang bersemayam dalam diri). Masa-masa yang indah saat kanak-kanak, ketika semua teman-temanku bercerita tentang mimpinya esok hari. Tentang keinginannya menjadi dokter, menjadi astronot, polisi, presiden,dan aku tidak mau kalah ingin menjadi lebih hebat lagi dari mereka.

Kanak-kanak usai dan masa remaja menjelang, masalah-masalah terasa semakin berat, tak semudah menaikkan layangan saat masih SD dulu, ingin diakui, kesombongan masa muda, pelarian terhadap dunia sekitar yang terlalu mengatur, jatuh cinta, bertengkar dengan orang tua, mencoba-coba, dan tenggelam, jatuh dan bangkit kembali, cukupkah masa remaja itu? Belum. Masa remaja di SMA lebih indah, lebih hancur, dan lebih membosankan lagi. Ikut-ikutan, pencarian jati diri, menikmati masa muda, terjebak dalam paham-paham yang salah (saat itu mungkin paham itu sangat membantu dalam pencarian hidup), mulai memikirkan masa depan tapi masih terjebak dalam keraguan.

Pindah rumah, melewati hari-hari, masuk universitas, ngekos, dan kini terjebak di ruangan ini, di dalam pikiran ini, pikiran picik,intelek, menggelora, penuh perencanaan, banyak gambaran, namun sebenarnya tak pernah melakukan apa-apa, selain duduk diam, makan, kuliah, dan main-main. Waktu telah berlalu sia-sia, waktu telah mengejekku, waktu telah merangkak pelan di genggamanku, tapi kulepaskan dengan mudahnya. Dan kini aku kembali meyakinkan diri, aku berjanji lagi setelah sekian banyak janji pada diri sendiri yang selalu berakhir sia-sia, aku kan berjanji untuk mempergunakan waktu ini sebaik-sebaiknya, aku akan melakukan apa yang harus kulakukan, aku akan melakukan semua rencana yang selama ini terlupakan, aku akan menjadi diri sendiri dan aku akan menepati janjiku. Lebih tepatnya berusaha menepati janji, karena menepati janji itu sangatlah berat sobat!

Pengalaman Berkesan Selama KKN

Foto cuma illustrasi
Pengalaman Berkesan Selama KKN di Sebuah Nagari di Pedalaman Sumatera Barat

Sebenarnya saya tidak mau menshare cerita ini, tapi rasa ingin tau saya terhadap pendapat kalian yang membaca blog ini dan kenangan yang terus tersirat dipikiran, akhirnya saya memutuskan untuk mensharenya. Silahkan dibaca pengalaman saya waktu KKN.

KKN di salah satu Universitas Negri yang ada di Sumatera yang telah saya ikuti dari tanggal 16 Juli hingga 31 Agustus 2009 selama satu setengah bulan di Jorong Padang Laweh, Nagari Pulasan, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung telah memberikan pengalaman yang sangat berharga. Ada banyak pengalaman yang saya dapatkan disana seperti pengalaman bersosialisasi ditengah-tengah masyarakat yang baru bagi saya, pengalaman mengajar di SDN 17 Pulasan yang sangat melelahkan dan sempat terasa jengkel di dalam hati karena siswa-siswa SD disana nakal dan susah diatur, kemudian pengalaman bekerja dalam tim dimana para anggota tim adalah teman-teman dari jurusan dan fakultas lain yang sama-sama tidak saling mengenal sebelumnya, disinilah kemampuan beradaptasi saya diuji.

Selain pengalaman-pengalaman yang umum dijumpai kawan-kawan yang mengikuti KKN terdapat juga pengalaman lainnya yang hanya saya dapatkan di jorong tempat saya bertugas. Jika saya mendengar cerita kawan-kawan yang KKN di nagari dan kabupaten lain, umumnya mereka memiliki fasilitas yang lengkap seperti listrik, sinyal handphone, kamar mandi dan WC, bahkan mesin cuci, dan mini market. Sangat berbeda dengan yang saya alami di Jorong Padang Laweh dimana hal-hal sehari yang tidak saya jumpai di Padang menjadi rutinitas kami, seperti MCK di sungai, mencari sinyal handphone di titik-titik tertentu di atas bukit yang biasanya bisa menerima sinyal handphone.

Selain pengalaman sehari-hari seperti yang telah saya sebutkan, terdapat juga pengalaman menarik ketika kami kurang mengerti bahasa yang digunakan penduduk setempat. Umumnya kami cuma mengangguk-angguk seolah paham apa yang dikatakan Pak Jorong atau pemuka masyarakat ketika berbincang-bincang, namun setelah beberapa minggu disana kami mulai terbiasa dengan bahasa Minang dengan logat Sijunjung yang baru saya kenal tersebut. Di Kenagarian Pulasan hanya ada satu mesjid, artinya semua penduduk dari jorong-jorong di Pulasan harus melaksanakan ibadah shalat Jumat, maulid nabi ataupun kegiatan keagamaan nagari di mesjid tersebut. Dan akhirnya kami mahasiswa yang KKN dari jorong Padang Laweh harus berjalan kaki sejauh sekitar 3 kilometer untuk shalat Jumat sekaligus ke pasar atau balai, karena balai di nagari ini juga diadakan setiap hari Jumat.

Maka lengkaplah penderitaaan kami dengan kondisi jalan tanah yang kadang becek setiap habis hujan. Untunglah wali nagari berbaik hati meminjamkan sebuah motor untuk memudahkan kami bekerja. Pada suatu kesempata saya dan beberapa orang kawan diajak berburu kedalam hutan, di dalam hutan yang sejuk saya rasakan betapa kayanya daerah ini dengan sumber daya alam. Pohon kayu besar disana-sini, simpai, kera dan burung enggang yang bebas beterbangan menyadarkan saya pada indahya alam di hutan tropis Sumatra ini, sangat eksotis. Pada kesempatan lainnya saya dan kawan-kawan diajak menikmati gulai daging rusa yang sangat renyah dan empuk di rumah Pak Jorong. Dan pada bulan puasa kami menikmati undangan buka bersama di rumah-rumah penduduk, dimana saya merasakan kebersamaan keluarga pedesaan.

Hal-Hal Paling Berkesan

Selain pengalaman, ada banyak hal berkesan yang saya jumpai ketika mengikuti KKN di jorong Paadang Laweh tersebut. Dari teror black magic yang menghantui kami, cekcok antar teman se-jorong dan se-nagari, pengalaman mistis, hingga kejadian-kejadian unik selama KKN. Di hari pertama kedatangan kami ke nagari Pulasan, salah seorang tokoh masyarakat langsung memperingati kami untuk bersikap baik, tidak melanggar norma dan menjaga perasaan masyarakat setempat, karena Pulasan adalah sebuah nagari yang terisolir dan masih menganut paham dan kepercayaan mistis, dengan kataa lain black magic disana masih kuat, bahkan di nagari tetangga terdapat kasus kematian tiga  orang mahasisswa KKN dengan meggunakan black magic sekitar tahun 1990-an, dan jorong yang paling kuat black magic-nya adalah jorong tempat saya bertugas,yaitu Padang Laweh . Mendengar hal ini kami mulai diliputi perasaan ketakutan, was-was, dan panik. Hingga akhirnnya wali nagari mengambil kebijakan dengan menemani kami ketika melaksanakan program, sehingga program tersebut akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.

Pada minggu kedua dan seterusnya, kami mulai mengalami hal-hal aneh, dimana satu persatu kawan-kawan digannggu oleh sesuatu. Namun Alhamdulillah saya tidak megalami hal tersebut hingga KKN berakhir. Jorong tempat saya bertugas sangat minim fasillitasnya, namun dalam keterbatasan tersebut ada banyak hal yang dapat saya pelajari, dan ada sangat banyak hal yang tak terlupakan di sana dan tidak mungkin saya uraikan satu-persatu dalam tulisan ini.